Manusia sebagai anggota merupakan factor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi, karena maju mundurnya suatu organisasi sangat tergantung pada unsure manusia sebagai pelaksana dalam mencapai tujuan organisasi.oleh karena itu perlu adanya suatu pembinaan agar apa yang direncanakan dapat dicapai sesuai dengan harapan.
Sudjana (2004: 209) mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pembinaan yaitu : “Sebagai rangkaian upaya pengendalian secara professional terhadap semua unsure-unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna”.
Menurut Musanef (1984: 11) bahwa yang dimaksud dengan pembinaan adalah : “Segala usaha tindakan yang berhubungan langsung dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna”.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas maka dapat diketahui bahwa pembinaan pegawai perlu dilakukan baik untuk pegawai yang sudah lama maupun pegawai yang baru bekerja, karena pembinaan tersebut merupakan tugas seorang pimpinan dalam usaha untuk menggerakkan para bawahan supaya mereka dapat dan mau bekerja dengan baik.
Mengutip dari pendapat yang dikemukakan oleh Abdulrachman (1979: 123) bahwa yang dimaksud dengan pegawai adalah : “Mereka yang bekerja di bawah perintah orang lain untuk menerima upah sebagai imbalan jasanya”.
Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Musanef (1982: 22) mengenai pembinaan pegawai yaitu : “Merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan dan penggunaan pegawai sehingga menjadi pegawai yang mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing agar dapat mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien”.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa pembinaan tidak dapat dipisahkan dari organisasi, karena organisasi merupakan wadah kelompok manusia dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, pegawai dalam suatu organisasi wajib dibina dari segi kemanusiaan dan keahlian agar kemampuan dari para pegawai tersebut dapat meningkat sehingga dapat berorientasi yang bersifat menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi organisasi. Dalam organisasi kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia (para pegawai) hendaknya dapat ditingkatkan sehingga di pihak lain kehidupan organisasi dapat dipertahankan. Untuk menjaga keseimbangan tersebut merupakan tugas dari seorang pimpinan.
Untuk menjaga agar tetap terdapat keseimbangan antara kemampuan kerja pegawai dalam kelangsungan hidup organisasi diperlukan adanya teknik-teknik pembinaan pegawai. Teknik-teknik pembinaan pegawai yang dikemukakan oleh Moenir (1992: 152) adalah :
1. Pengembangan pegawai, ialah suatu usaha yang ditujukan untuk memajukan pegawai baik dari segi karier maupun kemampuan.
2. Disiplin ialah usaha yang dilakukan untuk menciptakan keadaan di suatu lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna melalui sistem pengaturan yang tepat.
3. Penghargaan ialah ucapan terima kasih seseorang yang telah berusaha bekerja semata-mata bukan untuk keperluan sendiri melainkan untuk keperluan orang lain.
4. Keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
a) Keselamatan kerja ialah suatu keadaan dalam lingkungan atau tempat kerja yang dapat menjamin secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada di daerah atau tempat tersebut, baik orang tersebut, pegawai ataupun bukan pegawai organisasi.
b) Keamanan kerja adalah adanya perasaan aman dan tentram pada pegawai dalam organisasi.
c) Kesehatan kerja adalah suatu usaha dan keadaan memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi kesehatannya dalam pekerjaan yang diantaranya meliputi penyediaan air bersih, ventilasi udara yang cukup dan sebagainya.
5. Pemberian perangsang ialah benda atau hal lain yang immaterial yang menarik sehingga selalu menimbulkan kegairahan untuk mendapatkannya dan memilikinya.
Manajemen merupakan pengembangan manusia, bukan benda. Sebagai suatu fungsi manajemen, maka pembinaan harus bersifat membimbing dan mendidik pegawai tersebut untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan tugas-tugas yang dilaksanakannya.
Untuk mengukur keberhasilan pembinaan, dapat dilihat dari kinerja pegawai. Pengertian kinerja menurut Iskandar (2005: 102) adalah : “Suatu kemampuan dan keahlian seseorang dalam memahami tugas dan fungsinya dalam bekerja”.
Sedangkan Mangkunegara (2000: 67) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kinerja (prestasi kerja) adalah : “Hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya”.
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa untuk mengetahui optimal atau tidaknya suatu kinerja dapat dilihat dari indikator-indikator yang timbul dan yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dwiyanto (dalam Pasolong, 2006: 50-51) mengenai indicator yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu sebagai berikut :
a. Produktivitas, bahwa produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan. Dan pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dan output.
b. Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang diberikan sangat penting untuk dipertahankan.
c. Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi harus memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
d. Responsibilitas, maksudnya bahwa pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dan kebijakan birokrasi baik yang eksplisit maupun yang implisit.
e. Akuntabilitas, maksudnya bahwa sebarapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, dimana para pejabat politik tersebut dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan kepentingan rakyat.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh pendapat ahli di atas maka untuk mengukur kinerja ternyata dapat dilakukan dengan menggunakan lima indikator antara lain produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas.
Makalah manajemen, Tugas Kuliah, Artikel, paper KLIK DI SINI
Terimakasih sangat membantu sekali.. Pada saat ini saya sedang membuat organisasi bisnis. Tentunya hal ini sangat penting bagi saya.
ReplyDelete